Selasa, 29 November 2011

RAHASIA HATI Eps 6

EKA kembali lagiii ...

Hehehe

Selamat membacaaa ...

Rahasia Hati

Eps. 6

Dada Dani sesak dan tidak bisa bernafas, ia kemudian mendekap Rieka dan (teng tereng teng teng) Dani pun pingsan. Rieka yang dari tadi pura-pura pingsan membuka matanya dan dengan gesit menarik Dani ke permukaan, tiba di permukaan ia menarik Dani ke pinggir kolam sambil panik lalu melihat ke sana ke mari tapi tidak melihat seorang pun, dengan ragu dan rasa bersalah Rieka pun berusaha memberi nafas buatan untuk Dani tak lama Dani sadar tapi ia tidak langsung membuka matanya. Rieka masih saja berusaha menyadarkan Dani berulang kali ia memberi nafas buatan dan menekan-nekan dada Dani, Dani tetap saja menutup matanya Rieka yang sangat meresa bersalah meneteskan air mata dan tetap memberikan nafas buatan pada Dani saat itu juga Dani memeluknya dan mengecup lembut bibir Rieka. Rieka yang sangat sedih hanya bisa diam dan menangis, setelah Dani melepaskan kecupannya Rieka lalu memukul dadanya dan berkata “bodoh ! kenapa terjun ? kamu kan tidak bisa berenang ! dasar bodoh” lalu kembali memukul dada Dani tapi Dani menyalahkannya “siapa suruh pura-pura pingsan ! aku kan khawatir !” lalu menangkap tangan Rieka yang hendak memukulnya lagi “udah ya, jangan nangis lagi ! aku kan gak kenapa-napa” lalu menghapus air mata Rieka dan memeluknya.

Kembali ke kampung halaman Syirfa. Keesokan harinya pagi-pagi benar Syirfa sudah mandi lalu pergi ke pasar membeli sayur, lalu memasaknya. Sekitar jam sepuluh, Syirfa pergi ke Rendi seperti yang sudah dijanjikannya pada Sheldi, tiba di rumah Rendi ia disambut dengan sangat hangat oleh keluarga Rendi. Ayah, ibu dan adik Rendi duduk berdampingan sedang Rendi dan Syirfa duduk di depannya, Syirfa mengenalkan diri “Syirfa om, tante” lalu menyalami mereka satu persatu. “bu, ini ada sedikit oleh-oleh. maaf kalau nanti rasanya tidak enak ? Syirfa tidak terlalu bisa masak” seraya menyarahkan barang yang dibawanya sambil tersenyum malu. Ayah, ibu dan adik Rendi berpandangan lalu ibunya berkata “tidak apa-apa yang pentingkan bisa, biar nanti suaminya nanti betah di rumah” lalu memandang Rendi dan tentu saja itu membuat Rendi salah tingkah. Tak tahan dengan tatapan keluarganya rendi pun pamit ke kamarnya, “Syir, Rendi ke kamar dulu” tapi belum sempat syirfa menjawab Rendi sudah meninggalkan ruangan itu.

Waktu terus berputar hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, ibu Rendi pamit untuk ke dapur dan ayah Rendi pamit untuk pergi ke ladang. Yang tersisa tinggal syirfa dan Sheldi, “teh, aa’ kenapa ? gak suka Syirfa ke sini ya ?” tanya Syirfa dengan wajah merasa bersalah. “aduh. Gimana ya jawabnya ? sheldi juga bingung. Yang pasti tidak seperti yang kamu fikirkan”, “syukurlah” ucap Syirfa spontan. Sheldi senang bukan kepalang mendengar itu tapi tidak ditampakkannya “Syir, Sheldi ke kamar sebentar ya, ada yang mau diambil”, “iya” jawab Syirfa seraya tersenyum. “maaf ya ditinggal sebentar” lalu meninggalkan Syirfa sendirian di ruang tamu. Tiba di depan kamar Rendi, Sheldi berhenti dan mengetuk pintu sambil menahan senyum “assalamualaikum, a’, aa’ ada di dalam kan ? Sheldi mau bilang sesuatu” pintu kamar terbuka di dalam tampak rendi tengah duduk di ranjangnya menghadap keluar jendela sambil seperti memikirkan sesuatu. Sheldi menghampiri dan duduk di sampingnya, sejenak mereka terdiam lalu Sheldi memeluk Rendi, yang awalnya terkejut tapi dibiarkannya Sheldi kemudian berkata “apa ? tadi katanya mau bilang sesuatu, apa ?” lalu mengelus kepala Sheldi yang kemudian melepaskan pelukannya “Syirfa a’, dia suka pada aa’ juga”, “tidak mungkin. Dia sudah punya kekasih” Rendi seolah kehilangan seluruh tenaganya. “kalau Sheldi liat sih kayanya belum deh a’ ” Sheldi berusaha membangkitkan kembali semangat Rendi. “pertama aa’ ketemu dia, dia sedang telfhonan dengan kekasihnya. Sudahlah Shel, itu tidak mungkin” tanpa berkata sepatahkata pun, Sheldi pergi meninggalkan Rendi yang masih tersesat oleh fikirannya sendiri. [RES]

BERSAMBUNG ...

TUNGGU LANJUTAN CERITAANYA LAGI YA ...

Semoga gak bosan ,,, J J J

LOVE YOU ...

Komentarnya jangan lupa di bawah !!!

UKKKEHHH !!!

EKA tunggu ... J J J

RAHASIA HATI Eps 5

EKA kembali lagiii ...

Hehehe

Selamat membacaaa ...

Rahasia Hati

Eps. 5

Ibunya mengerutkan kening seolah mengatakan ia tidak tahu “siapa ?” tanya ibunya seperti penasaran. “Rieka, ma”. Rieka tersenyum melihat tingkah Dani dan ibunya. “Rieka ? Rieka anak pak Danu depan rumah itu ?”. “iya ma, Rieka sahabat kecil Dani, yang sering main ke rumah dan tiap kali ada dia, mama selalu perhatiin dia dan lupa sama Dani” jawab Dani dengan manja. Bu Rena pun menceritakan bagaimana keadaan Dani setelah Rieka pindah mengikuti orang tuanya yang pindah tugas dan sesekali mereka tertawa bersama). Kembali ke masa sekarang, Rieka kemudian mengeluarkan MP3 nya dan mendengarkan lagu (Firasat By Marchell).

Sabtu, kampung halaman Syirfa. Syirfa disuruh pamannya mengantarkan tugas kuliah Randa yang ketinggalan di meja belajar kamarnya. Ia pergi menggunakan angkot, untung saja kampus Randa tidak begitu jauh dari jalan raya jadi Syirfa tidak tersesat. Saat tiba di depan kampus, Syirfa menelephon Randa “a’, Syirfa udah di depan ni. Di parkiran motor”. “iya, tunggu sebentar aa’ masih di atas ni”. Syirfa pun menunggu Randa di parkiran, saat menunggu banyak mata yang memperhatikannya bukan hanya yang laki-laki tetapi juga yang perempuan, mereka terkagum dengan kecantikannya. Tiba-tiba ada dua orang laki-laki melintas di sampingnya dan salah seorang dari mereka menggoda Syirfa “hai cantik, minta nomor poselnya dong” sambil mengedipkan mata sebelah. Syirfa hanya tersenyum, ia tidak heran lagi dengan sikap orang seperti itu padanya. Yang satunya ikut menggoda “senyumnya manis sekali, boleh dong aku cicipi” sambil berusaha mencolek dagu Syirfa, tapi dengan sigap Syirfa menghindar. Dan Randa pun datang “Rom, Bim, jangan ganggu adikku” lalu menarik Syirfa ke sebelahnya. Romi, laki-laki yang tadi berusaha mencolek dagunya pun berkata “oke boy, kita gak bakalan ganggu dia lagi, tapi boleh dong kenalin ke kita ?”. “tergantung, dianya mau apa nggak” jawab Randa setengah bercanda. “boleh dong, kan?” Bima ikut bicara. Sedang Syirfa hanya tersenyum. “oke deh, karena adik aku ini baik tentunya aku juga. Syir, ini teman aa’, Romi” seraya menunjuk Romi, dan mereka berjabat tangan “Syirfa” ucapnya dengan ramah sambil tersenyum. “dan ini Bima”. “Syirfa” ucapnya kembali sambil berjabat tangan. “Ran, adikmu cantik ya. Boleh dong” Romi berusaha mendekati Randa. “eh, jangan macam-macam ya sama adik aku. Udah sana pergi” Randa mulai gerah menanggapi kedua temannya itu. “ini a’, tugasnya” ucap Syirfa setelah Romi dan Bima meninggalkan mereka. “terima kasih. Kamu mau pulang duluan atau nunggu aa’ ? atau ikut aa’ ngantarkan tugas nanti kita pulang bareng. Kebetulan jam kuliah udah selesai”. “ya udah deh, ikut aa’ aja”. Mereka pun pergi menyusuri koridor kampus menuju ruang dosen, sepanjang jalan semua mata tertuju pada mereka. Ada yang menyangka mereka sepasang kekasih, ada juga yang mengira keluarga dan masih banyak lagi. Setelah dari ruang dosen mereka pun kembali ke parkiran mobil, di jalan pulang Randa membuka pembicaraan “mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu ni ? mumpung belum terlalu sore”. “terserah aa’, Syirfa sih ngikut aja”. “ukkkeh, kita jalan-jalan dulu. Kamu mau kemana ? kita ke sana”. “mmm, kemana ya ? jalan-jalan aja gimana sekalian tunjukan tempat-tempat biasa aa’ pergi dan tempat-tempat biasa ramai orang”. “baik”. Mereka pun pergi ke tempat-tempat yang dimaksud Syirfa, hingga jam menunjukkan pukul sembilan malam mereka baru tiba di rumah, kerena sering kena lampu merah.

Di kampung halaman Rieka. Jam menunjukkan pukul 11 malam, Rieka tidak bisa tidur, ia keluar dan duduk di tepi kolam renang sambil memainkan airnya. Dani yang kamarnya berada di lantai atas dan bagian depan juga belum tidur, ia membuka tirai kamarnya dan melihat Rieka ia langsung ke sana. Tiba di belakang Rieka ia jalan ngendap-ngendap lalu mengagetkan Rieka hingga Rieka terjatuh ke kolam. Rieka masih di dalam kolam dan pura-pura tidak bisa berenang, dengan wajah cemas Dani minta maaf “maafkan Dani Riek, Dani gak maksud jatuhkan” tapi Dani tak berani menolong Rieka, karena ia tidak bisa berenang. Rieka terus saja mengangkat tangannya dan barkata “Daniii, tolong. Rieka, Rieka, Rieka” berulang kali diselang tenggelam, hingga akhirnya dia benar-benar tenggelam. Dani yang melihat spontan sangat panik dan teriak memanggil Rieka “Rieka, Rieka jangan bercanda. Dani tau Rieka bisa berenang. Cepat keluar” tapi Rieka tidak juga keluar dan itu membuatnya sanagt-sangat paning hingga tak sadar ia pun terjun padahal kolam renang itu dalamnya 3 meter. Tapi anehnya ia seperti orang yang sudah bisa berenang, ia menyelam dan menemukan Rieka dalam keadaan pingsan, saat ia menyentuh Rieka tiba-tiba dadanya sesak dan ... [RES]

BERSAMBUNG ...

Nantikan kisah selanjutnya ya ...

Semoga masih berminat membaca BLOG EKA ini,

J J J

Komentarnya jangan lupa ...

Di bawah Ukkeh !!!

SU ...

RAHASIA HATI Eps 4

EKA kembali lagiii ...

Hehehe

Selamat membacaaa ...

Rahasia Hati

Eps. 4

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Syirfa yang penasaran pada pemandangan malam di daerah itu keluar jalan-jalan, kali in ia pergi agak jauh dari rumah bibinya. Syirfa duduk di kursi yang tidak begitu jauh dari sebuah rumah yang megah namun sederhana. Ia pandangi langit yang penuh dengan bintang dan juga bulan yang mentulkan cahayanya yang terang, semilir angin menerpa rambutnya yang panjang sepantat lembut menyentuh kulit. Saat itu Rendi yang tengah baring di kamarnya merasa tidak tenang ia akhirnya keluar dan saat ia sudah berada di kursi taman yang berada di seberang jalan depan rumahnya, ada suara lembut yang menyapanya “hai Ren” suara itu terdengar dekat dan tidak asing di telinganya, ia pun menoleh ke arah suara itu dan ia terkejut sekaligus senang mengetahui siapa pemilik suara lembut itu “hai juga” jawabnya agak terbata-bata. “kenapa mukanya kaya orang bingung gitu ?” tanya Syirfa melihat wajah Rendi yang sepertinya serba salah. Rendi tidak langsung menjawab ia hanya memandangi wajah cantik Syirfa. “hei” ucap Syirfa membuyarkan lamunan Rendi. “eh ya. Maaf Rendi gak ada maksud apa-apa. Rendi dengar dari Sheldi katanya lutut telapak tangan dan keningmu luka, maaf itu pasti gara-gara kamu jatuh dari sepeda waktu itu” wajahnya sangat khawatir dan ditariknya tangan Syirfa untuk melihat luka itu, dan ternyata memang benar di telapak tangan sebelah kanan ada bekas luka yang baru mangering dan kemudian ia melihat lutut Syirfa, sama ada bekas luka yang baru kering, lalu ia menepikan poni yang menutupi kening Syirfa lagi-lagi ia menemukan bekas luka yang baru mengering. Tersadar wajahnya dan wajah Syirfa yang sangat dekat Rendi pun terdiam seolah terhipnotis oleh cantiknya Syirfa perlahan matanya melihat ke arah bibir Syirfa saat itu juga jantungnya seolah berhenti berdetak dan matanya terpaku melihat ada luka yang masih agak basah di bibir atas Syirfa, waktu seolah berhenti Rendi dan Syirfa sama-sama mengingat kejadian di kebun satu minggu yang lalu (Rendi yang juga terkejut karena tangan Syirfa yang merangkul pundaknya tak sadar ikut terjatuh dan saking terkejutnya ia mengatupkan kedua bibirnya dan ternyata bibirnya dan bibir Syirfa tengah menyatu, Syirfa yang sama terkejut tidak sadar kalau bibirnya tergigit oleh Rendi) keduanya tersadar dan sama-sama salah tingkah.

3 hari kemudian. Kampung halaman Rieka. Pukul satu siang. Rieka tengah duduk santai di kursi taman depan rumahnya, memori masa kecilnya teringat kembali (di rumah depan rumahnya ia dan sahabatnya itu sedang main bersama di teras atas, yang tiba-tiba ibu sahabatnya memanggil “Dani, kalian belum makan kan sayang” sambil mengelus kepala Rieka dan sahabatnya itu) Kembali ke masa sekarang, Rieka sedikit mengingat siapa sahabatnya itu. Tapi ia masih belum sadar kalau sahabatnya itu adalah laki-laki yang selalu ikut dengannya bersepeda. Dari rumah depan Dani muncul dan menghampiri Rieka “selamat siang Rieka” sapanya dengan ramah sembari senyum. Rieka tersadar dari lamunannya “eh, Dani” ia kemudian terdiam seperti sedang mengingat sesuatu “kamu Dani ?” tanya ia setelah sadar dari lamunannya. “iyyya aku Dani” jawab Dani seolah mengerti apa yang dimaksud Rieka. Rieka senang sekali mendengar jawaban itu dan kemudian memeluk Dani yang juga membalas pelukannya. “akhirnya sekarang kamu ingat juga. Aku senang sekeli, terima kasih akhirnya kamu mengingat ku lagi” kata Dani sambil mempererat dekapannya. “iya, maafkan Rieka ya, Rieka kemarin benar-benar lupa”. “iya nggak apa-apa” akhirnya mereka saling melepaskan pelukan masing-masing.

Seminggu kemudian. Kampung halaman Syirfa. Pagi. Syirfa tengah menyapu halaman depan, Sheldi datang menggunakan sepeda membawa titipan dari ibunya. “pagi Syir” sapanya dengan ramah. Syirfa menghentikan pekerjaannya dan menoleh “pagi juga, ada apa Shel ? gak biasanya pagi-pagi udah ke sini ?”. “ini ngantarkan titipan ibu, untuk kamu” menyerahkan barangnya. “terima kasih, sampaikan pada ibumu, maaf Syirfa belum sempat ke rumah. Kalau sempat insyaallah hari minggu nanti Syirfa ke rumah, salam ya untuk ibu dan bapak” lalu senyum. “iya gak apa-apa. Mmm, tapi yakin salamnya hanya untuk ibu sama bapak ?” Sheldi menggoda Syirfa. “o iya, untuk bang Rendi juga”. “sip, nanti Sheldi sampaikan. Kalau gitu, Sheldi pulang dulu. Assalamualaikum” Sheldi lalu mengayuh sepedanya meninggalkan rumah megah itu. “waalaikumsalam, hati-hati ya” Syirfa lalu meletakkan barang itu di teras dan kembali melanjutkan pekerjaannya tadi.

Kampung halaman Rieka. Sejak Rieka mengingat siapa sahabatnya itu, hari-harinya menjadi semakin indah. Rieka sering main ke rumah Dani dan begitu juga sebaliknya, bahkan menginap. Rieka tengah duduk di kursi taman belakang rumahnya, ia meneguk juz lemon yang baru saja diantarkan pembantunya. Teringat lagi waktu pertama kali ia ke rumah Dani beberapa hari yang lalu yang sudah sembilan tahun tidak pernah bertemu (Dani menarik tangannya setelah mereka saling melepaskan pelukan dan mengajaknya ke rumah, Rieka hanya ikut dan saat ia berada di teras rumah Dani ia mengingat saat kecilnya bersama dani (mereka tengah main kejar-kejaran di teras itu) Dani membuka pintu rumahnya lalu memanggil ibunya “ibu, ke sini sebentar ada yang mau Dani kenalkan” ibunya yang berada di kamar keluar dan langsung mempersilahkan Rieka duduk dengan ramah “ayo silahkan duduk, oh ya mau minum apa ?”. “oh, tidak usah repot tente” jawab Rieka dengan agak gugup. “bi, buatkan minuman tiga” teriak ibunya Dani. Dengan bersemangat Dani berkata “ma, mama tau siapa yang sekarang duduk di depan mama ini ?” tanya Dani dengan semangat mengebu-gebu ... [RES]

BERSAMBUNG ...

Tunggu lanjutan ceritanya ya ...

Semoga masih berminat membaca BLOG EKA ini,

J J J

Komentarnya jangan lupa ...

Di bawah Ukkeh !!!

EKA tunggu ...

SU ...

RAHASIA HATI Eps 3

EKA kembali lagiii ...

Hehehe

Selamat membacaaa ...

Rahasia Hati

Eps. 3

Kembali kampung halaman Syirfa. Syirfa dan Rendi tiba di rumah bibi Syirfa. “masuk dulu Ren” tawar Syirfa setelah memarkirkan sepedanya. “oh, tidak usah. Rendi langsung pulang aja. Kalau gitu rendi pulang dulu ya salam buat bu Euntin. Bilang maaf Rendi gak sempat ketemu dulu, mau bantu papa di ladang. Sekali lagi Rendi minta maaf untuk masalah tadi. Assalamualaikum”. “iya gak apa-apa, waalaikumsalam. Hati-hati”. “iya” jawab Rendi setengah teriak karena jaraknya yang sudah agak jauh dari Syirfa. Syirfa masuk dan langsung ke dapur, di sana ia langsung memotong-motong sayur yang tadi dibelinya, setelah selesai dipotong dicuci dan dimasukkan ke kotak-kotak sayur yang sudah tersedia lalu dimasukkan ke kulkas. Ia lalu ke ruang keluarga dan di sana ia bertemu bibi, “eh, Syirfa tos dongkap. Rendina mana ?”. “Rendi nya langsung pulang bi, mau bantu ayahnya di ladang. Dia minta maaf tidak sempat bertemu dulu dengan bibi”. “oh, tidak apa-apa. Sini, makan buah kesukaan kamu. Tadi Rendi yang bawa”. Syirfa lalu duduk di samping bibinya, mereka berbincang-bincang sambil makan buah apel pemberian Rendi.

Keesokan harinya. Sore. Syirfa tengah bersepeda di kebun teh, ia mengambil beberapa foto untuk dikirimkan ke Rieka sahabatnya yang kini tengah di Medan. Saat mengambil foto sebuah pohon besar yang ada di bawahnya ada kursi ia tak sadar kalau di sekitar situ ada Rendi. Rendi yang sadar kalau dirinya difoto menoleh ke arah Syirfa, tapi lagi-lagi Syirfa tidak menyadarinya. Rendi lalu diam-diam mendekatinya dan mengagetkannya yang membuat Syirfa terkejut dan tidak sengaja kakinya menginjak batu lalu ia terpelesat posisi tangannya merangkul pundak Rendi dan merekapun jatuh hingga terjadilah hal yang sangat tidak diharapkan keduanya, bibir Rendi tepat mendarat di atas bibir Syirfa. Bukan langsung bangun keduanya justru saling melotot kaget, kurang lebih satu menit hal itu terjadi dan mereka sama-sama menahan nafas. Terdengar derap lagkah kaki seseorang yang berlari ke arah mereka, keduanya pun bangun dengan wajah sama-sama merah. Ternyata yang berlari itu adalah SHELDI adik perempuan Rendi yang kini duduk di bangku kuliah semester terakhir, awalnya ia agak curiga melihat wajah abangnya yang memerah. Tapi cepat-cepat menepisnya “bang, disuruh mama jemput papa di toko. Mama gak sempat masih banyak kerjaan di rumah, kalau masalah kalung mama biar Sheldi aja yang nyari. Tadinya sih mama nyuruh Sheldi, tapikan abang tau kalau Sheldi gak bisa pake motor. Heheh” Sheldi berusaha meyakinkan abangnya. “hm, iya abang yang jemput. Tapi sampai ketemu ya kalungnya baru pulang”. “iya” jawab Sheldi singkat lalu mencari kalung itu. “Syir, aku pergi dulu ya, mau jemput papa. Daaa” Rendi pamit pada Syirfa sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “iya, hati-hati”. Syirfa lalu menghampiri Sheldi yang tengah mencari kalung ibunya yang jatuh ketika sedang memetik daun teh tadi pagi. “hai, boleh kenalan ?” tanya Syirfa sedikit malu-malu. Sheldi menoleh dan senyum, “boleh, aku Sheldi. Kamu ?” jawab Sheldi sambil menyorongkan tangannya. “oh, kalau saya Syirfa. Adiknya Rendi ya ?”. “iya. Sejak kapan kenal dengan bang Rendi ?” tanya Sheldi sedikit mengorek informasi tentang Syirfa. “baru kemarin, itu juga gara-gara bibi yang minta tolong Rendi untuk menyusul Syirfa ke pasar. Kalau boleh Syirfa tau, Sheldi sekarang kuliah sekolah atau kerja ?”. “kuliah semester terakhir di UBS, kalau kamu ?” tanya Sheldi balik. “Syirfa baru mau daftar kuliah, ini juga masih ragu mau daftar kemana. Kalau boleh minta saran bagusnya kemana ya Shel ? Syirfa tidak begitu mengerti bagaimana memilih universitas”. “oh, kalau masalah itu tanya dengan bang Rendi aja, dia yang lebih mengerti. Maaf bukannya tidak mau bantu, tapi Sheldi memang tidak tau”. “ukkkeh”ucap Syirfa sedikit kecewa. Lalu mereka melanjutkan mencari kalung yang hilang itu.

Di rumah keluarga Rendi. Rendi yang baru pulang menjemput papanya langsung masuk ke kamar dengan masih sedikit malu-malu karena peristiwa di kebun teh tadi, ia tak mendengar mamanya yang memanggil menyuruhnya membantu adiknya mencari kalung. Tiba di kamarnya Rendi langsung duduk di ranjang sambil memegang bibirnya dan ketika itu juga ia ingat kejadian di kebun. Ibunya mengetuk pintu kamar lalu masuk dan mendapatkan putranya tengah senyum-senyum sendiri lalu kemudian ia bertanya “aya naon Ren ? teu biasana maneh ciga kieu ?”. dengan sedikit malu-malu Rendi menjawab “teu aya nanaon. Aya naon mah ?” tanya Rendi balik. “maneh bantuan Sheldi neangan kalung nu lengit, karunya Sheldi neangan sorangan”. “eunya mak” jawab Rendi lalu menyalami ibunya. “assalamualaikum”. “waalaikumsalam”. Rendi keluar dari kamarnya dan ia teringat akan Syirfa membuatnya bersemangat membantu adiknya, tapi ketika ia baru hendak melangkahkan kakinya keluar dari rumah Sheldi sudah berada di hadapannya dan itu membuatnya agak kecewa. Sheldi dan Sheldi pun masuk ke rumah. Di ruang tamu. “ibu, ini kalungnya ketemu” Sheldi lalu menyerahkan kalung itu pada ibunya. “uh, hatur nuhun” lalu memeluk Sheldi. “lain Sheldi mak nu menak”. “saha atuh?” tanya ibunya sedikit penasaran. “rarencanganna aa’. Anjeunna bager mak. Bade asup kuliah, tadi dia juga sempat minta saran dari Sheldi gimana cara milih universitas yang bagus”. “maneh jawab naon ?”. “yah, sheldi bilang aja kalau Sheldi juga gak tau dan Sheldi suruh dia tanya sama abang aja”. Mendengar itu wajah Rendi kembali memerah dan itu membuat ibu dan adiknya bertanya-tanya karena Rendi yang selama ini cuek terhadap perempuan kini tiba-tiba aneh saat mendegar nama Syirfa . “eh, mak ? Syirfa teh sah ?”. Ibunya menggeleng “emak ge teu nyaho, tanya abangmu lah, kan dia yang duluan kenal”. Sheldi lalu bertanya pada Rendi “a’, Syirfa teh saha ?”. “keponakanna bi Euntin, anjeunna ”. “oh, pantesan aja cantik, kaya bibinya” goda Sheldi pada Rendi sambil menyenggol pundak ibunya dan lagi-lagi Rendi seperti orang salah tingkah. “kalau begitu kamu ajak dia jalan-jalan dong sayang, sekalian biar kalian akrab”. “iya ma, tapi ntar deh ma. Tadi waktu kami sedang mencari kalung, Sheldi gak sengaja liat lutut telapak tangan dan keningnya luka, sayang sekali kulitnya yang mulus itu lecet. Kaya bekas jatuh gitu”. “parah nteu Shel ?” sergah Rendi khawatir. “lumayanlah” ibu dan Sheldi saling berpandangan.

Malam harinya. Rendi baring di kamarnya dengan gelisah memikirkan Syirfa, ia tidak bisa tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 2.

Satu minggu kemudian. Sore. Di kampung halamannya Rieka sedang berenang di kolam renang belakang rumahnya, saat istirahat di kursinya, ia tiba-tiba teringat kenangan saat ia masih kecil dulu (ia dan sahabatnya tengah bermain di tepi kolam itu. Saat itu ia dan sahabatnya kejar-kejaran dan tanpa sengaja Rieka yang tidak bisa berenang terpeleset ke dalam kolam, sahabatnya yang melihat itu langsung terjun menyelamatkan Rieka padahal sahabatnya itu juga tidak bisa berenang, tapi entah bagaimana caranya ia bisa menyelamatkan Rieka). Kembali ke masa sekarang, Rieka sejenak termenung mencoba mengingat siapa sahabatnya itu, tapi memorinya tentang itu sepertinya sudah memudar sehingga dia tidak bisa mengingat siapa nama sahabatnya itu, yang dia ingat hanya kalau sahabatnya itu seorang laki-laki. [RES]

BERSAMBUNG ...

TUNGGU LANJUTAN CERITAANYA LAGI YA ...

Semoga gak bosan ,,, J J J

LOVE YOU ...

Komentarnya jangan lupa di bawah !!!

UKKKEHHH !!!

EKA tunggu ... J J J