Sabtu, 29 Oktober 2011

RAHASIA HATI Eps 1

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
Syirfa, gadis yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas yang setiap harinya dijemput oleh sahabatnya ketika pulang sekolah di samping surau sekolahnya. Sahabatnya itu adalah seorang pria tampan bernama Ramda yang kini bekerja di pengadilan tinggi negeri sebagai jaksa termuda di daerah itu. Dan ada satu lagi sahabat karibnya yang juga satu kelas dengannya, ia adalah gadis cantik bernama Rieka.
Suatu hari, Ramda lama menjemput dan Syirfa yang sudah menunggu hampir kurang lebih tiga jam, yang sebenarnya jam pulang sekolah pukul satu siang, tapi sampai pukul empat sore sahabatnya itu belum juga menjemput. Ketika Syirfa hampir putus asa menunggu, tanpa sengaja ia melihat Rieka di mobil ramda dan mereka terlihat sangat akrab melewati tempat ia menunggu. Tanpa berpikir panjang ia langsung pergi meninggalkan sekolah.
Malam harinya, saat Ramda dan Rieka sedang makan bersama di sebuah restoran mewah, Ramda mengingat sesuatu dan ia jadi tak berselara makan lagi dan langsung mengajak Rieka pulang padahal mereka belum selesai makan. Sepanjang jalan pulang mengantar Rieka, ramda terlihat sangat gelisah. Setibanya di rumah Rieka, Rieka mengajak Ramda masuk untuk sekalian bertemu dengan orang tuanya, tapi kali ini lain Ramda menolaknya dan langsung mengemudikan kencang mobilnya.
Tiba di sebuah rumah mewah, Ramda menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk. Satpam rumah itu mempersilahkannya masuk meski saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, karena Ramda bukanlah orang asing lagi di rumah mewah itu. Ia langsung masuk dan saat di ruang tamu ia bertemu dengan ibu Merly. “Oh Bibi,assalamualaikum Syirfa nya ada ?”, “waalaikumsalam, ooh nak Ramda, silahkan duduk. Dia di kamarnya, ada apa ini ?“, “mmm, begini bi”, “mmm, sudahlah bibi panggilkan dia ya”, “iya, bi”. Bu Merly pun pergi ke kamar anaknya di lantai dua. Tak lama kemudian ia turun lagi dan dari belakangnya tampak seorang gadis cantik berpenampilan acak-acakkan dengan rambut berantakan dan tangan yang masih menggosok matanya.
Syirfa langsung duduk di samping ibunya dengan masih mengantuk ia menguap dengan lebarnya, Ramda yang duduk tepat di depannya hanya tersenyum sedangkan ibunya langsung pamit masuk ke dalam. Ramda bangkit dari duduknya lalu mengajak Syirfa pergi, tanpa protes Syirfa mengikuti Ramda yang menarik tangannya.
Tiba di sebuah tempat, Ramda membangunkan Syirfa yang sepanjang jalan tidur. “Syir, bangun kita udah nyampe ni”, Syirfa menggosok mata dan langsung keluar dari mobil. “Ada apa, ini sudah malam. Aku mengantuk, ayo lah bang kita pulang”, Ramda memegang tangannya dan dengan suara lirih ia berkata “maafkan aku, aku tadi lupa menjemputmu. Sungguh aku sangat menyesal, aku berjanji lain kali aku tidak akan lupa lagi. Maafkan aku ya”, Syirfa melepaskan tangan Ramda dan masuk lagi ke mobil sedangkan Ramda hanya menghela nafas panjang lalu masuk ke dalam mobil juga. Beberapa waktu berlalu mereka hanya terdiam dengan fikiran masing-masing, hingga akhirnya Ramda menjalankan mobilnya dan tiba di lampu merah pertigaan jalan Syirfa membuka pembicaraan “Bang, Syirfa gak marah kok, Syirfa hanya cape, seharian ini Syirfa sibuk. Abang gak perlu merasa bersalah gitu, toh Syirfa baik-baik saja”. Lampu lalu lintas yang dari tadi sudah berwarna hijau tak dihiraukan Ramda kebetulan malam itu cuacanya agak kurang mendukung jadi tidak ada kendaraan, Ramda terkagum melihat sahabat sejak kecilnya itu sudah berubah dan ia bisa dibilang sudah agak dewasa.
Seminggu kemudian, Syirfa yang sedang menunggu Ramda di samping surau sekolahnya tiba-tiba terkejut dengan kedatangan Rieka. “Hai Syirfa, lagi nunggu jemputan ya”, Syirfa terdiam sejenak memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan. “Oh, iya”. Tak lama kemudian Ramda datang dan ia terkejut melihat Syirfa sedang duduk bersama Rieka di depan surau. “Oh, kalian saling kenal ?” Tanya Ramda pada kedua gadis itu.”Iya, kakak kenal dengan Syirfa ?”, Ramda mengangguk dengan sedikit gugup. “Apa, orang yang kamu tunggu itu kak Ramda, Syir ?”, Syirfa menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu mengangguk perlahan. “Pantasan seminggu belekangan ini kamu agak aneh, suka senyum-senym sendiri. Ternyata kak Ramda to yang di balik semua ini”, “kamu tidak cemburu Rieka ?”, Rieka tersenyum geli lalu menggoda Ramda “Kakak, dia mengira aku cemburu, bagaimana ini”
Ramda hanya tersenyum lalu kemudian ia ikut-ikutan menggoda Syirfa, ia menarik tangan Rieka lalu memeluknya “apa ini yang seharusnya kami lakukan? Atau?” Ramda baru saja mau mencium kening adiknya itu, Rieka memberontak dan menendang kaki Ramda. “eits, jangan macam-macam ya sama Rieka. Kak Ramda”.

BERSAMBUNG ...

Semoga bacaan ini menghibur kalian semua, atas partisipasi nya untuk membaca Blog EKA ini, EKA ucapkan terima kasih ya ... :)
Tunggu, lanjutan ceritanya ...
Daaa ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi yang sudah baca-baca di BLOG ini,,, saya harapkan,,, meninggalkan pesannya. Ukkeh !!! ,,,
Sebagai tanda kenalan