Minggu, 13 November 2011

RAHASIA HATI Eps 2

EKA kembali lagiii ...

Hehehe

Selamat membacaaa ...

Rahasia Hati

Eps. 2

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Kini, Syirfa dan Rieka sudah tamat SMA dan sekarang mereka tengah menikmati liburan di kampung halaman masing-masing.

Kampung halaman Syirfa. Syirfa yang tengah liburan di rumah bibinya, pagi-pagi sekali sekitar jam enam ia sudah jalan-jalan menyusuri perkebunan teh milik keluarga bibinya menggunakan sepeda. Ia terkagum akan indahnya pemandangan di sana yang saat itu ia tengah berada di puncak tertinggi di kebun teh itu, ia memandang jauh ke sana dan yang terlihat hanya kabut karena seluruh tanaman yang ada di daerah itu masih tertutup kabut. Sedangkan di tempat lain.

Kampung halaman Rieka. Rieka sedang jalan-jalan di sekitar danau Toba, sambil mendengarkan lagu di MP3 miliknya ia mengayuh sepedanya dengan gembira. Saat ia melewati segerombolan anak laki-laki yang sebaya dengannya, salah seorang dari 7 orang itu memanggilnya “RIEKA”. Rieka yang telinga ditutup headphon tidak mendengar itu dan terus saja mengayuh sepedanya. Karena laki-laki itu merasa tidak asing dengan wajah Rieka, ia berusaha untuk bicara dengannya dan ia mengejar Rieka menggunakan sepedanya. Laki-laki itu mengayuhkan sepedanya ke samping Rieka, sedang Rieka yang merasa tidak mengenal laki-laki itu terus saja mengayuh sepedanya. “hai” sapa laki-laki itu ramah. Rieka menoleh dan tersenyum “hai juga”. “mmm, orang baru ya ?” tebak laki-laki itu. “iya” jawab Rieka singkat. “oh iya, DANI” kata laki-laki itu memperkenalkan diri dan Rieka hanya membalasnya dengan senyuman. Kemudian Dani kembali bicara “apa sebelumnya kita pernah bertemu ?”. Rieka menoleh padanya lalu menggeleng “saya rasa tidak”. “kamu tinggal dimana ?” tanya laki-laki itu lagi. “situ” jawab Rieka sembari menunjuk salah satu rumah mewah di daerah itu. Dani tersenyum lalu berkata “terima kasih, sampai jumpa” dan ia pun berbalik arah. Sedang Rieka tersenyum.

Keesokan harinya. Pagi-pagi sekali Syirfa sudah rapi. Jam menunjukkan pukul 6 ketika Syirfa menemui bibinya di dapur, “pagi bibi” sapa Rieka ketika melihat bibinya tengah mengiris bawang. Bibinya lalu menoleh dan tersenyum melihat keponakannya sudah rapih, “pagi juga sayang, mau kemana ni sudah rapih ?”. “nggak kemana-mana. Ada yang bisa Rieka bantu bi ?” tanya Rieka sembari melihat ke sekitar dapur. “mmm, apa ya. Ooo iya kebetulan sayur habis, gimana kalau ke pasar ? kamu mau ?” tanya bibinya sambil terus melakukan kerjaannya. “boleh. Sayur apa bi ?”. “terserah kamu aja sayang”. “ukkkeh, Syirfa pergi dulu bi” Syirfa berlalu meninggalkan dapur. “Sayang, uangnya di atas meja di ruang tamu” teriak bibi dari dapur. “iya bi”. Syirfa lalu pergi menggunakan sepedanya.

Saat bibi sudah selesai masak, ia pergi ke teras depan dan di sana ia bertemu dengan Rendi anak dari pekerja di kebun teh. “selamat pagi bu” sapa Rendi ramah. “eh nak Rendi, pagi juga. Ada apa ? inikan hari minggu” tanya bibi. “ini bu, tadi ibu menyuruh saya mengantarkan ini” jawab Rendi sambil menyerahkan sekantong apel. “oh terima kasih”. “iya bu, kalau begitu Rendi pamit dulu. Assalamualaikum”. “waalaikumsalam”. Rendi lalu mengayuh sepedanya. “nak Rendi, tunggu dulu” panggil bibi saat Rendi belum begitu jauh. Dengan cepat Rendi mengerem sepedanya “iya bu, ada apa ?” tanya Rendi sopan. “begini, kamu bisa bantu ibu ?”. “insyaallah Rendi bisa bu. Bantu apa ya bu ?” tanya Rendi penasaran. “kamu bisa tolong susulkan Syirfa ke pasar sayur ? ibu khawatir, masalahnya dia baru datang kemarin jadi belum begitu hafal dengan daerah sini, ibu takut dia tersesat. Mana lagi pasarkan jauh, kebetulan dia pake sepeda jadi sekarang belum begitu jauh. Apa kamu bisa membantu ibu ?”. “oh, bisa bu. Tapi ...“. “tapi apa nak Rendi ?”. “Rendi tidak tau Syirfa itu yang mana” jawab Rendi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “oh iya ibu lupa. Dia tadi pake jaket warna biru muda, trening merah, sepedanya sierra hitam sylver”. “Rendi pergi dulu bu, assalamualaikum”. “waalaikumsalam, ibu minta tolong benar ya nak Rendi”. “iya bu” jawab Rendi sambil setengah teriak karena jaraknya yang sudah agak jauh dari bibi.

Syirfa yang tengah asyik mengayuh sepedanya sambil menikmati pemandangan di sekitar tiba-tiba terkejut dengan bunyi ponselnya sendiri (on rainy days By BEAST) diambilnya ponsel dari saku celana lalu ia tersenyum saat melihat siapa yang menelphon “assalamualaikum, hallo”. “waalaikumsalam, apa kabar ni ? abang rindu Syirfa. Kapan pulang ?” tanya orang yang menelphon. “ih abang, Syirfa aja baru nyampe kemarin masa iya sudah mau pulang lagi. Lagiankan Syirfa ke sini ini sambil mau daftar kuliah. Syirfa si enggak rindu tu sama abang. Kabar Syirfa baik, kalau abang sendiri gimana ?”. “ih Syirfa. Kabar abang baik juga. Syirfa sedang apa ni ?”. “Syirfa lagi di jalan ni pake sepeda mau ke pasar. Kalau abang ?”. “abang sedang jalan-jalan juga, kebetulan tugas di kantor sudah selesai jadi sekarang bisa istirahat. Syirfa perginya dengan siapa ? jangan bilang sendiri”. “heheh, emang sendiri”. Tiba-tiba dari arah belakang Syirfa terdengar suara seseorang memanggilnya spontan Syirfa menoleh ke belakang dan itu membuatnya lepas kendali dan akhirnya dia jatuh. “aduh” keluh Syirfa. Rendi langsung mendekatinya dan membantunya berdiri “maaf Rendi gak bermaksud mangagetkan Syirfa” ucap Rendi penuh sesal. “iya tidak apa-apa. Terima kasih. Tapi kamu siapa ya bagaimana bisa tau nama Syirfa ?” tanya Syirfa penasaran. “oh saya Rendi, tadi bu EUNTIN yang menyuruh saya nyusul Syirfa” jawab Rendi sambil menyorongkan tangnnya. “ooom, Syirfa” ucap Syirfa sambil senyum. “tapi benarkan Syirfa gak kenapa-napa ?” tanya Rendi lagi sambil masih cemas takut kalau-kalau keponakan bos ibunya itu terluka. “iya tidak apa-apa kok” jawab Syirfa sambil senyum. “alhamdulillah, syukur kalau begitu”. Syirfa tersadar ponselnya hilang, ia lalu berputar di sekitar tempatnya jatuh tadi untuk mencari ponselnya. “mencari apa Syir ?” tanya Rendi penasaran melihat Syirfa terus melihat ke sana ke mari. “ponsel Syirfa, tadi Syirfa sedang telphonan dengan teman, Syirfa takut aja dia khawatirkan Syirfa karna tiba-tiba Syirfa gak jawab”. “oh. Rendi bantu cari ya” tawar Rendi sambil mencari juga, Syirfa hanya mengangguk pelan sambil senyum. Setelah beberapa waktu mereka mencari, tapi ponsel Syirfa tidak ketemu juga. “maaf ya Syir, Rendi gak sengaja” ucap Rendi penuh penyesalan. “iya gak apa-apa. Ya sudah mungkin bukan rezeki Syirfa aja kali ya. Yuk pergi” ucap Syirfa sambil mengangkat sepedanya. Rendi yang sangat merasa bersalah perlahan mendekati sepedanya dan saat ia hendak menaikkan standar sepedanya ia menginjak sesuatu, dilihatnya apa itu dan ia senyum saat melihat apa itu lalu diambilnya “Syirfa, ini ponselnya ketemu”. Syirfa yang sangat senang lalu lari ke arahnya dan tak sadar memeluknya. “eh, maaf” ucap Syirfa malu lalu mengambil ponselnya, sedang Rendi hanya terdiam. Syirfa melihat ponselnya dan ternyata Ramda masih menelphonnya “hallo bang”. Ramda yang sangat khawatir “Syirfa. Kenapa dari tadi abang ngomong gak dijawab ? trus tadi kenapa abang dengar Syirfa bilang aduh ? barusan abang dengar ada suara laki-laki, ada apa sebenarnya ?”. Syirfa menyesalkan hal itu “gak kenapa-napa, tadi Syirfa Cuma kaget aja gak sengaja nabrak batu. Tapi tenang aja batunya kecil kok jadinya Syirfa gak kenapa-napa deh” jawab Syirfa berbohong karena tak ingin Ramda khawatir. “oh, ya sudah hati-hati makanya”. “iya abang ku sayang, Syirfa akan hati-hati”. “ya sudah abang matikan dulu ya telphonnya, kapan-kapan abang telphon lagi. Daaa, assalamualaikum”. “waalaikumsalam”. “kenapa Syirfa gak jujur aja bilang kalau tadi Syirfa jatuh ?” tanya Rendi tidak mengerti. “ouh, Syirfa Cuma gak mau dia khawatir aja, toh Syirfa kan gak kenapa-napa sekarang. Yuk jalan” Syirfa lalu mengayuh sepedanya dan diikuti Rendi dari belakang.

Sedangkan di kampung halaman Rieka. Sama seperti kemarin Rieka sedang jalan-jalan di sekitar danau tapi kali ini ia diikuti Dani yang dari tadi sudah menunggunya. “hai, boleh gabung” tanya Dani ramah sambil menyeimbangkan sepedanya dengan Rieka. “boleh” jawab Rieka singkat sambil senyum. Mereka lalu bersepeda berdua menyusuri jalan di sekitar danau. [RES]

BERSAMBUNG ...

TUNGGU LANJUTAN CERITAANYA LAGI YA ...

Semoga gak bosan ,,, J J J

LOVE YOU ...

Komentarnya jangan lupa di bawah !!!

UKKKEHHH !!!

EKA tunggu ... J J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi yang sudah baca-baca di BLOG ini,,, saya harapkan,,, meninggalkan pesannya. Ukkeh !!! ,,,
Sebagai tanda kenalan